Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kursus Mekanik Motor Online Terapan

Bengkel Modal Besar Belum Tentu Sukses

Bengkel Modal Besar Belum Tentu Sukses

franchise bengkel motor

Relasi saya mengeluh, bengkel motornya tidak sesuai harapan. Padahal soal modal dia tidak main-main, setidaknya kurang lebih 700 juta sudah masuk untuk biaya pembuatan bengkel motor tersebut. Lebih mengejutkan lagi bengkel tersebut sudah sistem franchise, dia mendapatkan sistem franchise bengkel motor tersebut dari orang yang yang dia kenal, dan tentu saja harapan-harapan besar untuk sukses. Dari tampilan juga meyakinkan karena fasilitas bisa dikatakan sekelas bengkel resmi/ dealer resmi.
Perlu diketahui untuk franchise bengkel yang relasi saya tersebut beli, mulai dari urusan managemen, spare part dan karyawan dipegang oleh penjual franchise/waralaba. Terkesan memudahkan, tapi pada kenyataanya jika tidak kompak antara penjual franchise bengkel dan pembeli franchise bengkel, semua akan bisa amburadul. Satu pihak saja tidak konsisten, ibarat hal kecil, seperti pentil ban, meski kecil bisa menghentikan putaran roda, begitulah kenyataanya kerjasama bisnis. Termasuk di dalamnya adalah kerjasama franchise bengkel motor.
Dari beberapa dialog ada beberapa yang perlu saya uraikan :
  1. Franchise/waralaba bengkel sepeda motor yang dibeli, masih kategori pendatang baru , yang sudah lama saja banyak problematika bahkan ada yang diblacklist apalagi yang masih baru. Jadi harus selektif mencari franchise/waralaba bengkel motor agar tidak timbul masalah di kemudian hari.
  2. Kurangnya perhatian pihak penjual franchise/waralaba bengkel motor mengantisipasi awal munculnya penyebab kegagalan dan kurang aktifnya pembeli franchise memberikan informasi detail kesulitan yang dihadapi. Artinya sebab kurang sinerginya kedua belah pihak.
  3. Pemaksaan analisa dari mulai analisa tempat, analisa resiko yang mungkin muncul ataupun tidak berimbangnya informasi manajemen resiko dan harapan harapan yang diberikan, sehingga sangat bisa memicu perselisihan kecil yang akhirnya jadi perselisihan besar.
  4. Informasi calon pembeli tidak dapat dari 2 pihak, dari pihak penjual franchise/waralaba dan pihak orang yang sudah membeli dengan informasi yang komplit dan adil.
  5. SDM, kembali lagi soal manusianya belum dari soal managemen, baru dari mekaniknya saja sudah ada problem, dari mulai attitude/sikap, ada yang merokok sembarangan, meski akhirnya diganti yang tidak disiplin, akan memakan waktu proses perekrutan mekanik, penyesuaian awal lagi dan proses penggantianya Belum sikap-sikap tidak baik lainya dan indisipliner.
  6. Management sparepart kadaluarsa juga harus benar benar diinformasikan kepada pembeli franchise yang mayoritasnya awam. Perlu ada managemen sparepart kadaluwarsa dan rotasinya. Ibarat manajemen buah busuk bagi penjual buah.
    Demikian kurang lebihnya, semoga menjadi bahan pelajaran.
Kosa kata penting :
Diambil dari kamus besar bahasa Indonesia, definisi franchise/waralaba : Kerjasama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, ada hak kelola, ada hak pemasaran.

Terima kasih



Dadang Auto Champion