Riba Menyeret Orang Bodoh Maupun Pintar Yang Lemah Keyakinan
Riba
Menyeret Orang Bodoh Maupun Pintar Yang Lemah Keyakinan
Keyakinan
bahwasanya Allah tidak akan menyianyiakan hambanya yang bertaqwa
adalah salah satu kunci meraih kesuksesan hidup di dunia dan di
akherat. Sosok yang memiliki keyakinan demikian selalu optimis
hidupnya. Sehingga dengan mudah akan
mendapatkan solusi berbagai problematika hidup, termasuk
problematika perekonomian dan penghidupan, sehingga
bisa menjauhi riba.
Keyakinan Ini
sudah masuk ranah aqidah Islam.
Lemahnya
keyakinan aqidah Islam seseorang bisa menjatuhkan dirinya ke sebuah
praktek ribawi (mengandung
riba).
Padahal seorang muslim seharusnya yakin bahwasanya Allah pasti tidak
akan menyianyiakan hambanya. Itu keyakinan penting agar kita tidak
terjatuh kepada Riba, perkara yang diharamkan Allah dan Rosulnya.
Akibat
lemahnya
keyakinan seseorang, terjadilah
anggapan pembenaran, yaitu jika
tidak hutang bank atau lembaga finance lainya, maka usahanya tidak
akan berkembang. Ini jelas keyakinan yang salah. Ironisnya,
yang terseret riba tidak semata orang awam saja, tapi orang yang
pintar dan notabene bertitel tinggi, tidak hanya itu, orang-orang
yang seharusnya paham agama Islam juga banyak yang terseret riba
dengan berbagai motif.
Permodalan
menjadi salah satu problem orang
usaha, ini yang dimanfaatkan oleh
para marketing bank atau
lembaga finance ataupun rentenir
untuk menjerat pengusaha agar mau mengambil modal dari perbankan atau
lembaga finance lainya, ataupun
individu pemutar riba.
Padahal sekali ambil kredit
riba,
rusaklah sistem bisnisnya. Selama lembaga keuangan tersebut
menerapkan riba, baik itu bank konvensional, ataupun
lembaga yang
mengatasnamakan syariah, Baitul
Maal
wa Tamwil
(BMT),
mudhorobah, ataupun
murabahah, jika
prakteknya riba,
tetap
saja riba. Ciri-riba tidak bisa ditutupi dengan nama-nama Islami.
Kedok mereka yang mengatasnamakan syariah tapi ternyata
tetap
riba, akan selalu terbongkar. Semoga
masyarakat semakin paham akan bahayanya riba dan efek buruknya
terhadap perekonomian.
Orang
yang yakin bahwasanya Allah tidak akan menyianyiakan hambanya yang
bertaqwa dan
ingin bebas riba,
akan berusaha untuk mencari permodalan yang halal, misal menjalankan
investasi Islami. Tidak gengsi memulai dari yang kecil. Memaksimalkan
yang ada terlebih dahulu. Berkonsultasi
atau sharing-sharing dengan orang yang kompeten untuk belajar
perekonomian Islam yang bebas riba dan upaya halal lainya. Dengan
begitu yang dikejar tidak semata keuntungan duniawi semata, tapi
keberkahan usaha juga.
Referensi
:
Kajian
Islam Ilmiah Ahlussunnah wal Jama’ah oleh
ustad Mukhtar dengan tema "Buah Yakin danTawakal link download
Terima
kasih
Dadang
Auto Champion