Keutamaan Memakan Dari Hasil Tangan Sendiri
Keutamaan
Memakan Dari Hasil Tangan Sendiri
Agama
Islam mengajarkan kita untuk tidak berpangku tangan, meminta-minta,
terlebih mengambil harta orang lain dengan jalan yang tidak benar.
Lebih dari itu Islam membimbing dan memberi contoh dengan figur-figur
pemeluknya yang utama dengan makan dengan hasil tangan sendiri. Orang
makan dari hasil tangan sendiri dipandang mulia oleh agama Islam, di
kehidupan bermasyarakatpun akan menjadi orang yang memiliki
kemuliaan. Tak peduli apapun profesinya, pekerjaan dengan tangan yang
bersih ataupun tangan yang kotor selama itu halal dan merupakan hasil
kerja tangan sendiri, itulah yang terbaik.
Generasi
Terbaik ummat ini sungguh terdepan dalam perkara mencari penghidupan,
berwira usaha dan memenuhi kebutuhan hidup untuk mencari rahmat Allah
yang luas. Nabi Muhammad, manusia terbaik bersabda, Al-Munawi
Rohimahullahu Ta’aala dalam bukunya Faidhul Qadir mengatakan:
“Mencari penghasilan dengan bekerja adalah sunnah para Nabi. Dari
Miqdam bin Ma’dikarib Rodhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu
Alaihi Wassallam, beliau bersabda:
مَا
أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا
مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ،
وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ
الصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ
مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah
seorangpun memakan makanan sama sekali yang lebih bagus dari memakan
dari hasil kerja tangannya sendiri dan Nabiyyullah Dawud dahulu
memakan dari hasil kerja tangannya sendiri.” (Shahih, HR.
Al-Bukhari)
Salah
satu Nabi kita, Nabi Zakariyya, beliau adalah seorang tukang kayu,
sebagaiana sabda Nabi Muhammad Sholallahu alaihi Wassalam, كَانَ
زَكَرِيَّاءُ نَجَّارًا
“Zakariyya
adalah seorang tukang kayu.” (Shahih, HR. Muslim dari sahabat Abu
Hurairah z), seorang nabi
saja tidak gengsi menjalani profesinnya sebagai seorang tukang kayu.
Peri
kehidupan para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam juga
menunjukkan etos kerja mereka dan semangat mereka untuk bekerja
dengan kedua tangan mereka sendiri dan memperoleh hasil darinya.
Sebagaimana dikisahkan
oleh Imam Ahmad Rohimahullahu Ta’aala saat
beliau ditanya:
“Apa pendapatmu tentang seseorang yang duduk di rumahnya atau di
masjidnya, dan berkata: ‘Saya tidak akan bekerja apapun sampai
rezekiku nanti datang’.” Beliau menjawab: “Orang ini tidak tahu
ilmu. Tidakkah dia mendengar sabda Nabi: ‘Allah jadikan rezekiku di
bawah bayangan tombakku’ dan beliau bersabda ketika menyebutkan
burung: ‘Pergi waktu pagi dengan perut kosong dan pulang waktu sore
dengan perut kenyang’. Dahulu para sahabat Nabi berdagang baik di
darat maupun di laut. Mereka juga bertani di kebun korma mereka.
Mereka adalah teladan.”
Demikian
semoga Artikel ini menginspirasi dan menjadi amal nyata bagi
pengusaha, wiraswasta, ataupun para pelaku ekonomi, bahkan
pengangguran yang ingin mengubah hidupnya untuk tidak malu bekerja
apapun untuk mendapatkan yang halal.
Link
referensi :
http://asysyariah.com/kewajiban-mencari-rezeki-yang-halal/
Terima
kasih
Dadang
Auto Champion