Jangan Padamkan Semangat Bisnis di Usia Dini
Jangan
Padamkan Semangat Bisnis di Usia Dini
Saat
saya selesai
kajian
Islam, ada
waktu ngobrol dan
mendengar teman
saya
yang anaknya masih seumuran SD tapi semangat berbisnisnya bagus bisa
dikatakan level di atas rata-rata menurut saya.
Entah motivasi dari mana dia, yang menurut saya masih terlalu kecil,
tapi
sudah punya keinginan kuat seperti itu. Itu bermula saat ibuknya
membuat kue, dengan spontanitasnya dia menawarkan diri untuk
memasarkan kue tersebut. Ternyata orang tuanya (teman saya dan
istrinya) mendukung, bukanya apa-apa setiap sikap positif pada
anaknya perlu didukung. Ini
tidak termasuk mempekerjakan anak di bawah umur, tapi memberi
kesempatan berkembang karena bukan paksaan. Selain
itu tidak ada target target tertentu, murni melatih. Tapi ternyata
walaupun latihan barangnya relatif selalu habis.
Bagaikan
tamparan, dulu saya sekecil itu masih minta uang sama bapak ibuk,
semoga Allah merahmati mereka. Belum kepikiran atau belum punya
keberanian untuk mencari uang sendiri, atau setidaknya meringankan
beban kedua orang tua dengan
apa yang kita bisa,
belum, sangat belum dan jauh dari itu, jujur
saya akui. Lebih dari itu, anak kecil ini langsung bawa dagangan dan
menjajakan secara langsung, saya kurang tahu ucapan cara menjajakanya
bagaimana, tapi langsung dengan suara misal, kue-kue! atau
roti-roti!. Termasuk berani dan siap dengan segala resiko, misal
mendapatkan penolakan langsung, barang tidak laku kasihan bapak dan
ibunya yang sudah menyiapkan kuenya, fisik jalan kaki,
hitung-menghitung uang kembalian dagangan dan latihan memutar modal.
Meskipun saya tahu ponakan saya di sekolah PAUD atau TK sudah
diajarkan wirausaha membuat produk dan menjajakanya, tapi terbatas
masih sama teman, dan tidak muncul dari inisiatifnya, walaupun itu
sudah bagus.
Dari
ilustrasi nyata di atas ada beberapa faidah yang bisa kita ambil
ilmunya :
-
Jangan padamkan semangat bisnis anak kita, latihlah, dukung dan hasunglah bahwasanya jaman sekarang ini fitnah semakin besar, jika tidak punya harta, atau tidak bisa memutar modal, banyak orang yang menggadaikan prinsip, harga dirinya, keyakinan dan bahkan agamanya hanya demi sedikit harta atau kenikmatan dunia lainya.
-
Semangat bisnis dari anak-anak ini akan terlahir generasi bukan peminta-minta. Berapa banyak sekarang generasi yang suka meminta-minta baik masih kecil ataupun sudah dewasa. Bahkan tak segan memaksa minta uang, baik tanpa paksaan, pemalakan, pemerasan perampokan, ataupun sampai cara-cara yang halus, semisal korupsi, membuat sekian proposal untuk minta bantuan untuk kepentingan pribadi bukan ummat, banyak menuntut dan membebani pemerintah menuntut lapangan pekerjaan dan lain sebagainya.
-
Jangan sepelekan niat baik untuk bisnis dari seorang anak kecil, jika ini diarahkan dan dipupuk, akan menjadi sesuatu yang besar, generasi pengusaha terlebih dengan didikan Islam yang benar, jadilah pengusaha soleh, bukan pengusaha perusak bangsa dan negara.
-
Melatih tanggung jawab anak sejak kecill dan melatih anak siap menerima resiko. Justru mendidik ana dengan memanjakanya dilulu (red: Bahasa Jawa) atau memberikan semua permintaanya, tidak melatih disiplin agama dan meremehkan sejak kecil, akan justru merusak generasi dan membahayakan si anak itu sendiri. Selain itu akan menjadi bumerang bagi orang tuanya melahirkan generasi penuntut, manja, semau gue dan tidak tahu kerja keras orang tua dalam mencari rizki (rejeki).
-
Kesempatan menanamkan bahwasanya rizki itu dari Allah, berusahalah. Didik sejak dini anti riba. Jangan jadi generasi yang usaha ingin instan, besar, dan tidak tahan uji. Paling parah adalah jatuhnya pengusaha ke dalam riba, ini ibarat penyakit kanker yang mematikan jika tidak segera bertaubat dan menarik diri. Bisa, bisa dan bisa usaha tanpa uang riba, utang bank ataupun dana ribawi berkedok Syariah, atau berkedok penggadaian syariah. Dan itu harus dididik sejak kecil agar lebih terpatri dan kokoh, tidak tergoda dengan pengusaha berbasis riba.
- Mendidik tidak malu dalam berbuat baik sejak dini. Ingat faidah dari ulama Fudhail bin Iyad, Malu menjalankan/mengamalkan kebaikan, itu termasuk riya'.
-
Dll.
Demikian
yang bisa saya ambil faidahnya. Semoga bermanfaat.
Terima
kasih
Dadang
Auto Champion